Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan terbagi menjadi 3 jenis yaitu hepatitis, A, B dan C. Hepatitis B adalah masalah terbesar dalam kesehatan masyarakat. 8 miliar orang di seluruh dunia, sekitar 2 miliar orang sudah terinveksi dan lebih dari 240 juta orang adalah pembawa resiko kronik berkembangnya penyakit hati, seperti serosis, gagal hati hingga kanker hati.

Pada tahun 2016, di kawasan asia pasifik adalah bagian tersebesar dari terinfeksinya virus hepatitis B dan c di seluruh dunia, dan sekitar 74% kematian secara global disebabkan dari kanker hati terdadi di Asia.

Menurut Ketua Komite Ahli Hepatitis dan Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan (PISP) Prof. Dr. dr. David Handojo Muljono, Sp.PD yang diliput oleh VOA Indonesia menyampaikan bahwa munculnya kasus baru hepatitis akut sedikitnya di 35 negara termasuk Indonesia pada tahun 2022. Sekitar 20 juta orang terjangkit hepatitis, yang mencakup 18 juta orang terinfeksi hepatitis B dan sisanya terjangkit hepatitis C, yang artinya di Indonesia banyak yang terjangkit hepatitis B.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan dr. Imran Pambudi, MPHM mengatakan bahwa Penularan hepatitis B dari ibu yang terinfeksi kepada anak merupakan salah satu penyebab tingginya prevalensi hepatitis B di Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas 2013, prevalensi hepatitis B (HBsAg) secara umum sebesar 7,1% atau setara sekitar 18 juta penduduk Indonesia.

Bayi yang terinfeksi virus hepatitis B memiliki risiko lebih dari 90% – 95% berkembang menjadi hepatitis B kronis. Sementara yang terinfeksi setelah usia 5 tahun jarang mengalami infeksi kronis. Oleh karena itu, transmisi vertikal atau dari orang tua ke anak berkontribusi sekitar 50% dari beban penyakit hepatitis B secara global.

Dikutip dari situs WHO, Virus hepatitis B dapat ditularkan dari beberapa keadaan berikut seperti, terpapar sejak masa kehamilan oleh ibu yang terjangkit virus hepatitis B atau terpapar melalui darah yang terinfeksi, perkembangan infeksi kronis sering terjadi pada bayi yang tertular dari ibunya sebelum anak berusia 5 tahun.

Hepatitis B juga bisa disebarkan melalui luka jarum pada saat mentato, piercing, paparan darah dan cairan tubuh seperti air liur, darah menstruasi, cairan vagina dan sperma. Penularan seksual virus hepatitis B adalah yang paling sering terjadi pada orang yang tidak vaksinasi ataupun yang berganti pasangan seks.

Gejala Hepatitis B

Kebanyakan orang tidak merasakan gejala pada awal terinfeksi hepatitis B. Sebagian orang yang sudah terjangkit secara akut akan mengalami gejala yang berlangsung beberapa minggu seperti:

  • Kulit dan mata menguning (Jaundice)
  • Urine keruh
  • Merasa lelah yang berlebih
  • Mual dan muntah
  • Rasa nyeri pada perut (ulu hati)

Cara Mencegah Hepatitis B

Ketika sudah parah, hepatitis akut akan menyebabkan gagal hati yang dapat menyebabkan kematian. Pencegahan hepatitis B dapat dilakukan dengan cara:

  • Melakukan vaksinasi. Untuk bayi baru lahir harus segera mendapatkan vaksin hepatitis B 24 jam setelah lahir. Booster vaksin tidak diperlukan untuk orang yang sudah menerima 3 dosis vaksin. Vaksin dapat melindungi dari virus hepatitis B paling tidak 20 tahun.
  • Penggunaan kondom pada saat melakukan hubungan seksual
  • Setia pada pasangan dan tidak bergonta ganti pasangan seksual
  • Gunakan jarum sekali pakai, hindari penggunaan jarum yang bergantian pada saat injeksi obat, tindik, ataupun tato
  • Selalu mencuci tangan dengan benar menggunakan sabun setelah kontak langsung dengan darah, cairan tubuh atau bagian yang terkontaminasi
  • Melakukan skrining rutin, terutama pada ibu hamil untuk mencegah penularan pada bayi

Kesimpulan

Hepatitis B merupakan salah satu masalah terbesar dalam kesehatan masayarakat. Diseluruh dunia sekitar 25% orang terpapar virus hepatitis. Indonesia juga menyumbang kematian terbesar akibat virus hepatitis B yang seringnya ditularkan langsung dari ibu ke janin pada saat masa kehamilan.

Salah satu cara dalam mencegah penularan hepatitis B adalah melakukan skrining test HBsAg pada ibu hamil. Skrining dapat dilakukan dengan cara mudah yaitu dengan rapid test sampel darah. Vitrogen menghadirkan alat skrining untuk deteksi dini virus hepatitis B yang sangat mudah untuk digunakan dan hasil yang akurat.

Harga terjangkau, buatan Indonesia yang mampu berpartisipasi dalam pencegahan penularan virus hepatitis B. Tersedia juga di e-katalog untuk instansi pemerintah. Dapatkan harga terbaikmu sekarang.