Terdapat banyak persiapan yang harus dilakukan sebelum mengadakan pernikahan. Salah satunya adalah menjalani beberapa jenis tes kesehatan pranikah yang dapat dilakukan oleh calon pengantin wanita maupun pria.
Tes kesehatan tersebut dapat dilakukan di berbagai fasilitas kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit, dan klinik. Memangnya, apa saja tes kesehatan yang perlu dilakukan? Apakah menjalani tes kesehatan diwajibkan sebelum menikah?
Temukan jawaban dan pembahasan tentang tes kesehatan sebelum menikah pada artikel ini!
Baca Juga: 10 Persiapan Medical Check Up yang Harus Dilakukan
Apa Saja Tes Kesehatan Pranikah?
Pasangan yang akan melangsungkan acara pernikahan harus menjalani rangkaian pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu. Berikut ini beberapa jenis pemeriksaan kesehatan yang harus dijalani ketika premarital check up, yaitu:
1. Pemeriksaan Golongan Darah dan Rhesus
Tes pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa golongan darah dan rhesus. Tujuannya untuk mengetahui kecocokan rhesus dengan pasangan karena efeknya akan berdampak pada anak.
Ketika pria Rh-positif menikah dengan wanita Rh-negatif akan membuat anak mengalami risiko yang fatal, yaitu darah ibu bisa merusak sel darah pada janin yang dikandungnya sendiri.
Jika hal ini terjadi, maka janin akan mengalami gangguan perkembangan organ vital dan dapat membahayakan nyawanya.
2. Tes Darah Lengkap
Ada beberapa pemeriksaan darah lengkap yang sebaiknya dilakukan oleh calon suami istri, seperti misalnya tes kadar darah berikut:
- Leukosit
- Trombosit
- Hematokrit
- Eritrosit
- Laju endap darah (LED)
- Hemoglobin (Hb).
Salah satu manfaat tes darah pranikah pada wanita adalah memberikan informasi terkait risiko thalassemia dari kadar hemoblobinnya.
Thalassemia itu sendiri merupakan penyakit karena sel darah merah tidak mampu membawa dan mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh dengan baik. Orang tua yang menderita thalassemia berisiko memiliki anak dengan gangguan hati bahkan jantung.
Selain itu, tes darah lengkap juga digunakan untuk mengetahui risiko lahirnya anak dengan penyakit hemofilia, yaitu penyakit yang menyebabkan proses pembekuan darah tidak normal.
3. Pemeriksaan Kadar Gula Darah
Kadar gula darah dalam darah juga menjadi salah satu kondisi yang harus diperiksa. Hasil pemeriksaan gula darah dapat digunakan sebagai salah satu upaya menyelamatkan diri dari diabetes. Selain itu, tes tersebut juga untuk mengetahui risiko gula darah tinggi ketika masa kehamilan.
Hasil tersebut juga bisa digunakan sebagai antipasi terhadap kompilasi penyakit yang mungkin ditimbulkan. Misalnya, kelahiran prematur, bayi lahir mati, dan keguguran.
4. Pemeriksaan HIV/ AIDS
Tes kesehatan pranikah untuk pria maupun wanita lainnya adalah pemeriksaan HIV AIDS. Jenis pemeriksaan yang satu ini sangat wajib dilakukan melalui pengambilan sampel darah menggunakan alat uji tertentu.
Hasil tes HIV/ AIDS dapat digunakan juga untuk mengetahui risiko terjadinya penularan virus dari ibu kepada janin yang dikandungnya kelak ketika masa kehamilan. Jika informasi ini sudah diketahui sejak awal, maka dapat dilakukan pengendalian dan pencegahan penularan virus dari ibu ke anaknya.
5. Pemeriksaan Urine
Calon pengantin pria maupun wanita juga diharuskan untuk menjalani pemeriksaan urin atau air seni. Pemeriksaan atau tes urine dilakukan berdasarkan bau, warna, dan kandungan di dalam urine.
Tujuan pemeriksaan urine adalah untuk mengetahui risiko penyakit metabolik maupun sistematik. Selain itu, hasil pemeriksaan ini juga dapat digunakan untuk mengetahui kesehatan ginjal.
6. Pemeriksaan TORCH
Jenis tes kesehatan pranikah lainnya adalah pemeriksaan atau tes TORCH. TORCH merupakan kumpulan jenis penyakit yang disebabkan oleh Rubella, Toxoplasma, Herpes Simplex, dan Cytomegalovirus. Penyakit ini dapat menyebabkan berbagai gangguan dan kelainan ketika seseorang hamil.
Tes dan pemeriksaan TORCH wajib dilakukan untuk menghindari risiko keguguran maupun kelahiran prematur ketika istri mengandung anak. Oleh karena itu, pemeriksaan TORCH wajib dilakukan oleh pasangan yang akan menikah.
7. Pemeriksaan Hepatitis B
Pemeriksaan hepatitis B juga disebut dengan istilah tes HBsAg. Tes Hepatitis B harus dilakukan pria maupun wanita yang akan menikah. Hal ini karena hepatitis B termasuk penyakit yang berbahaya. Bayi yang menderita penyakit ini bisa terlahir dengan cacat fisik bahkan kematian.
Tes ini bertujuan untuk menghindari penularan atau transmisi hepatitis B melalui hubungan seksual suami istri. Selain itu, hasilnya juga bisa digunakan untuk mengetahui risiko penularan hepatitis B dari ibu kepada janinnya.
Ketika HBsAg sudah ada di dalam darah lebih dari enam bulan, maka artinya infeksi hepatitis B sudah dalam kondisi kronis. Diperlukan tindakan penanganan yang tepat dan cepat untuk membantu mengobati penyakit ini.
8. Pemeriksaan Infeksi Menular Seksual
Jenis pemeriksaan terakhir yang harus dilakukan adalah memeriksa risiko infeksi menular seksual. Pemeriksaan atau jenis tes sebelum menikah ini dilakukan dengan menggunakan RPR atau uji VDRL. Sampel darah yang diambil digunakan untuk mendeteksi reaksi antibodi terhadap bakteri sifilis.
Namun, hasilnya bisa tetap positif ketika seseorang menderita penyakit infeksi lainnya. Misalnya, pneumonia, malaria, dan HIV.
Baca Juga: Tes Urin: Fungsi, Jenis, Persiapan, hingga Prosedur
Tujuan Tes Kesehatan Pranikah
Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum menikah tentu saja sangat dianjurkan bahkan diwajibkan. Hal tersebut karena premarital check up dapat memberikan manfaat penting bagi calon suami istri.
Berikut ini beberapa tujuan dari tes kesehatan pranikah di puskesmas maupun fasilitas kesehatan lain, yaitu:
- Mengetahui kondisi kesehatan tubuh calon pengantin secara detail
- Melakukan deteksi dini ada atau tidaknya penyakit menular, seperti HIV, hepatitis B, dan lainnya
- Mendeteksi penyakit bawaan yang bersifat genetik, seperti thalassemia, hemofilia, anemia sel sabit, dan lainnya
- Mengetahui risiko kesehatan yang dimiliki pasangan
- Mengetahui peluang untuk memperoleh keturunan
Selain fokus pada pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh, premarital check up juga fokus pada pemeriksaan kesehatan reproduksi.
Hasil pemeriksaan kesehatan ini dapat menjadi salah satu pertimbangan untuk melanjutkan pernikahan dengan menerima keadaan calon pasangan.
Apakah Tes Kesehatan Pranikah Wajib?
Pemeriksaan kesehatan sebelum menikah atau premarital check up wajib dilakukan oleh pria maupun wanita yang akan menikah. Tes kesehatan tersebut bahkan harus dilakukan tiga bulan sebelum hari pernikahan.
Kewajiban untuk menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum menikah juga diwajibkan oleh pemerintah. Hal tersebut disampaikan melalui Kementerian Agama dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Selain karena memang memiliki manfaat dan tujuan yang penting, pemeriksaan kesehatan ini juga bisa menjadi langkah awal untuk mendeteksi penyakit lebih cepat.
Dengan demikian, dapat dilakukan tindakan pengobatan lebih dini agar mengurangi risiko jangka panjang terutama jika pasangan ingin lekas memiliki anak. Selain itu, pasangan juga jadi lebih siap menerima kondisi kesehatan pasangan yang akan menemani sepanjang hidup dalam rumah tangga.
Baca Juga: Mengenal Cek Darah: Tujuan, Jenis hingga Persiapan
Jalani Tes Kesehatan Pranikah untuk Pernikahan yang Lebih Harmonis
Tes kesehatan pranikah wajib dilakukan oleh calon pengantin pria maupun wanita. Tujuannya untuk mengetahui kondisi kesehatan secara detail dan mengatasi dengan cepat ketika ditemukan gangguan kesehatan yang mempengaruhi peluang hamil di masa sepan.
Pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum menikah harus didukung oleh fasilitas kesehatan dengan menyediakan peralatan lengkap. SkrinMe dapat menjadi solusi tepat bagi klinik hingga rumah sakit untuk memiliki alat tes kesehatan sebelum menikah.
Segera kunjungi halaman produk SkrinMe untuk mendapatkan berbagai penawaran produk alat tes laboratorium terbaik.
Recent Comments