Rapid test merupakan salah satu tes yang dilakukan untuk mendeteksi adanya virus corona di dalam tubuh seseorang. Tes ini sering digunakan sebagai tes tahap awal untuk mendeteksi Covid-19, karena harga yang terjangkau dan cara kerja alat rapid test antibodi yang relatif cepat jika dibanding tes lainnya.
Karena cara kerja alat rapid test yang sederhana dan praktis, banyak orang yang melakukan tes ini secara mandiri. Alat rapid test ini pun terjual bebas dipasaran. Oleh karena itu, Anda harus berhati-hati jika mau membeli alat rapid test ini. Pastikan alat yang ingin Anda beli memiliki izin edar dari Kementerian Kesehatan RI.
Setelah bisa membeli alat rapid test ini, pertanyaan berikutnya adalah bagaimana cara kerja alat rapid test ini? Bagaimana cara membaca hasil tes dengan benar?
Temukan jawabannya pada penjelasan di bawah ini.
Baca Juga: Pertimbangkan Ini Sebelum Memakai Alat Swab Antigen Mandiri!
Pengertian Umum Antibodi
Sebelum kita bahas lebih lanjut, kita harus memahami secara singkat mengenai objek yang akan di deteksi pada tes ini, yaitu antibodi.
Dilansir dari Wikipedia, antibodi adalah adalah protein berukuran besar berbentuk huruf Y yang digunakan oleh sistem imun untuk mengidentifikasi dan menetralkan benda asing seperti bakteri dan virus patogen.
Sampel yang digunakan
Sampel yang digunakan untuk melakukan rapid test antibodi adalah darah. Hal ini dikarenakan antibodi memanglah terbentuk di darah. Cara pengambilan sampel ini adalah dengan menggunakan jarum kecil yang ditusukkan ke ujung jari. Tes ini hanya membutuhkan beberapa tetes dari darah saja.
Durasi Waktu
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan rapid test antibodi sekitar 15-30 menit saja. Durasi ini relatif cepat jika dibandingkan dengan tes lain, seperti misalnya tes PCR yang membutuhkan waktu beberapa hari sampai satu minggu.
Cara Kerja Alat Rapid Test Antibodi Mandiri
Seperti yang dijelaskan tadi, rapid test antibodi menggunakan sampel darah. Darah yang sudah diambil akan diteteskan ke alat rapid test. Pada alat rapid test terdapat filter-filter yang dapat menyaring antibodi di dalam darah. Ada dua jenis antibodi yang difilter di sini, yaitu Immunoglobulin M (“IgM”) dan Immunoglobulin G (“IgG”).
IgM adalah antibodi yang muncul pada saat awal tubuh terinfeksi virus, yaitu sekitar hari ke tiga, dan dapat bertahan hingga tiga sampai empat bulan dalam darah setelah virus menginfeksi. Kemudian, IgG adalah antibodi yang muncul dari memori yang dimiliki tubuh atas virus yang pernah menginfeksi. Untuk IgG, baru akan muncul sekitar tujuh sampai sepuluh hari setelah infeksi, dan bertahan lebih lama lagi dari pada IgM.
Jika ada IgM atau IgG yang terfilter, maka akan muncul garis indikator pada alat rapid test atau ada perubahan warna pada garis indikator jika alat rapid test memang sudah ada garis indikator sejak awal. Jika tidak ada IgM dan IgG yang terdeteksi, maka dinyatakan hasil tes adalah negatif. Sedangkan, jika ada salah satu atau keduanya yang terdeteksi, maka dinyatakan hasil tes adalah positif.
Selain menunjukkan hasil positif dan negatif, tes ini juga bisa memberitahukan apakah Anda sedang dalam tahap awal atau tahap akhir dari infeksi virus. Jika yang terdeteksi hanyalah IgM, maka infeksi virus masih dalam tahap awal. Sedangkan, jika yang terdeteksi hanya IgG, maka infeksi virus sudah dalam tahap akhir. Pada tahap akhir, kondisi tubuh sudah mulai membaik dan gejala yang dirasakan sudah berkurang. Terakhir, jika IgG dan IgM terdeteksi semua, maka hal ini menunjukkan bahwa antibodi masih dalam keadaan aktif, atau Anda sedang berada ditengah-tengah tahap infeksi.
Hasil yang Salah dari Alat Rapid Test Antibodi Mandiri
Alat rapid test bisa saja memberikan hasil yang salah. Hal ini disebabkan objek yang dideteksi adalah antibodi. Antibodi baru akan muncul kurang lebih 3 hari setelah infeksi virus. Maka dari itu, hasil tes akan tidak valid jika dilakukan pada hari pertama atau kedua setelah infeksi virus, karena antibodi belum terbentuk.
Karena alasan inilah, rapid test hanya dijadikan tes tahap awal. Anda harus melakukan tes lanjutan, yaitu tes PCR, jika Anda merasa mengalami gejala Covid-19 meskipun mendapat hasil negatif dari rapid test.
Selain itu, hasil rapid test juga bisa dinyatakan tidak valid jika garis indikator “C” menghilang atau berubah warna. Indikator “C” ini merupakan kontrol untuk memastikan apakah tes berjalan dengan valid atau tidak.
Baca Juga: Cara Cek Izin Edar Alat Kesehatan Secara Online
Kesimpulan
Alat rapid test antibodi memanglah bisa digunakan secara mandiri, tapi Anda tetap harus memperhatikan cara penggunaan dan cara membaca hasil dengan benar. Karena hasil yang diberikan rapid test antibodi ini bisa saja salah, pastikan Anda mempelajari cara membaca hasil rapid test antibodi dengan baik. Hal terakhir yang tidak kalah penting adalah pastikan Anda membeli alat rapid test yang berkualitas dan telah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan RI.
Pilihlah penjual alat rapid test yang memiliki reputasi baik dan berkualitas. Salah satunya adalah SkrinMe yang merupakan distributor alat kesehatan, terutama alat tes Covid-19 yang telah memiliki izin dari Kementerian Kesehatan RI. SkrinMe menjual berbagai jenis alat tes Covid-19, seperti mesin PCR, alat rapid test antibodi dan antigen mandiri, dan lain sebagainya.
Ayo kunjungi halaman produk rapid test kami untuk informasi lebih lanjut.
Untuk informasi lebih lanjut dan pemesanan, jangan ragu untuk hubungi kami di sini.
Recent Comments