Bagi orang yang mengalami masalah pada organ ginjal, proses penyaringan darah sering terganggu. Oleh karena itu, diperlukan hemodialisa untuk membuat darahnya menjadi lebih bersih dan terbebas dari racun dan sisa metabolisme.

Apa itu hemodialisa dan bagaimana prosedurnya? Yuk langsung saja kita bahas!

Apa Itu Hemodialisa?

Hemodialisa atau sering juga dikenal sebagai hemodialysis adalah prosedur pencucian darah yang dilakukan di luar tubuh untuk menyaring limbah pada darah. Terapi ini dilakukan pada orang yang mengidap masalah ginjal untuk menggantikan fungsi dari organ ginjal yang sudah tidak dapat berfungsi dengan optimal.

Secara umum,hemodialisa dapat menyeimbangkan mineral penting, seperti kalium, natrium, dan kalsium di dalam darah. Dengan demikian, kualitas hidup hidup pasien kembali normal.

Meski demikian, tetapi terapi ini bukanlah obat untuk menyembuhkan penyakit gagal ginjal.

Apa Tujuan dari Terapi Ini?

Secara umum, ginjal manusia berfungsi untuk menyaring dan membersihkan darah secara otomatis. Selain menyaring darah, ginjal juga dapat membentuk zat-zat yang membantu tubuh supaya bisa tetap sehat dan bugar.

Namun jika ginjal telah mengalami masalah, maka proses pembersihan darah ini tidak dapat berlangsung dengan baik. Hal ini dapat berakibat fatal karena ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki peran vital dalam tubuh.

Dalam kondisi inilah orang memerlukan bantuan alat dari luar untuk membersihkan darahnya, yaitu dengan hemodialisa. Dengan kata lain, fungsi dari ginjal harus digantikan oleh alat medis di luar tubuh.

Cara Kerja dan Prosedur Hemodialisa

Perawatan atau terapi cuci darah ini menggunakan mesin khusus yang berfungsi untuk menggantikan ginjal yang tidak dapat melakukan penyaringan darah dengan baik.

Dengan kata lain, mesin ini merupakan ginjal buatan yang memiliki fungsi sama dengan organ ginjal pada umumnya. Berikut prosedur hemodialisa:

  1. Prosedur hemodialisa diawali dengan memasukkan jarum ke pembuluh darah pasien untuk menghubungkan aliran darah dari dalam tubuh ke alat cuci darah.
  2. Setelah terhubung, darah kotor dari dalam tubuh akan masuk ke alat penyaring yang memiliki banyak filter yang sudah disesuaikan untuk menyaring kotoran dan sisa metabolisme dalam darah.
  3. Setelah filter-filter dilewati, larutan dialisis akan mengalir ke arah berlawanan di bagian luar filter.
  4. Kemudian, kotoran dan sisa metabolisme dari darah akan melewati proses pembuangan mesin dialisis.
  5. Sedangkan darah yang telah tersaring masih berada di filter dan nantinya akan dialirkan kembali masuk ke tubuh pasien.

Prosedur ini perlu dilakukan secara rutin dan dapat memakan waktu hingga 4 jam. Meskipun frekuensi terapi ini bisa berbeda-beda tergantung kondisi tubuh masing-masing pasien, namun biasanya pasien membutuhkan 2 hingga 3 kali terapi.

Apa Manfaat dan Efek Samping dari Hemodialisa?

Setelah melakukan terapi ini, maka pasien akan mendapatkan manfaat hemodialisa sebagai berikut:

  • Nafsu makan meningkat
  • Merasa tubuh lebih berenergi
  • Mengurangi kemungkinan sesak napas
  • Mengurangi pembengkakan yang terjadi
  • Tekanan darah akan membaik

Meskipun tergolong tindakan terapi yang aman, tapi hemodialisa tetap memiliki beberapa efek samping. Oleh karenanya, waspadai jika pasien merasakan efek samping hemodialisa berikut:

  • Merasa gatal
  • Otot mengalami kram
  • Kenaikan berat badan
  • Perut terasa penuh karena cairan dialisat yang mengandung gula tinggi
  • Tekanan darah rendah
  • Anemia
  • Jantung berdetak tidak seperti biasanya
  • Munculnya gejala stroke

Meski demikian, efek samping ini jarang terjadi selama terapi ini diawasi dan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang telah terlatih dan berpengalaman.

Sebagai tips agar cuci darah dapat berlangsung lancar, Anda bisa mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung banyak natrium.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Melakukan Cuci Darah?

Pertanyaannya adalah kapan orang yang mengalami gangguan ginjal perlu melakukan hemodialisa?

Jawabannya adalah belum tentu. Secara umum, hemodialisa perlu dilakukan ketika fungsi ginjal telah turun hingga 15% atau bahkan kurang.

Selain itu, terapi ini juga bisa dilakukan jika pasien menunjukkan gejala berat yang disebabkan oleh gangguan ginjal, seperti:

  • Merasa kelelahan
  • Otot mengalami kram
  • Mual atau muntah
  • Sesak napas

Namun perlu diingat bahwa Anda perlu konsultasi ke dokter mengenai apakah pasien sudah memerlukan terapi cuci darah ini atau belum. Biasanya pasien perlu melakukan tes laboratorium yang mengukur persentase fungsi ginjal yang tersisa sebelum dokter dapat memberi keputusannya.

Pastikan Alat Hemodialisa yang Anda Gunakan Telah Tersertifikasi

Proses cuci darah sangatlah bergantung dengan alat atau mesin hemodialisa yang digunakan. Oleh karenanya, penggunaan alat yang berkualitas akan mempengaruhi hasil yang dirasakan oleh pasien. Selain itu, keamanan alat juga perlu dipertimbangkan agar tidak membahayakan pasien.

Maka dari itu, pastikan bahwa alat hemodialisa yang Anda gunakan telah memiliki sertifikasi alat kesehatan dari Kementerian Kesehatan RI (“Kemenkes RI”). Jika alat kesehatan sudah memiliki sertifikasi, berarti alat tersebut telah diuji keamanan, kegunaan dan kualitasnya oleh Kemenkes RI.

Jika Anda ingin memastikan izin edar alat kesehatan dari Kemenkes RI, Anda bisa cek langkah-langkahnya pada artikel berikut “Cara Cek Izin Edar Alat Kesehatan Secara Online“.

Itulah beberapa hal yang perlu Anda ketahui seputar hemodialisa atau terapi cuci darah. Sebelum membeli alat kesehatan, pastikan alat Anda berkualitas dan memiliki izin resmi.

SkrinMe adalah penyedia alat kesehatan yang berkualitas dan telah tersertifikasi. Produk-produk SkrinMe telah memiliki izin edar dari Kemenkes RI. Selain itu, SkrinMe juga menyediakan layanan purna jual yang sangat lengkap, dimulai dari layanan konsultasi, instalasi, hingga training dan garansi.