Virus, termasuk Corona, bukanlah makhluk hidup, melainkan materi genetik yang diselubungi lapisan protein dan hidupnya bergantung pada sel inang. Meskipun bukan makhluk hidup, tapi virus bisa melakukan mutasi. Mutasi ini dilakukan sebagai bentuk adaptasi terhadap kondisi lingkungan agar virus tetap bisa melakukan replikasi.

Virus Corona atau SARS-Cov-2 juga memiliki kemampuan mutasi, tidak heran varian dari virus corona semakin bertambah. Dengan mutasi yang terjadi pada virus Corona, maka tingkat penularan dan tingkat keparahan penyakit Covid-19 pun ikut berubah. Oleh karenanya, kita harus tetap waspada dan memahami perubahan virus Corona karena mutasi ini, terutama varian yang berbahaya dan harus diwaspadai.

Baca Juga: 5 Perbedaan Swab PCR dan Swab Antigen yang Harus Kamu Tahu

Lalu apa saja varian baru hasil mutasi virus Corona yang berbahaya dan wajib diwaspadai?

Yuk simak uraian varian Corona berikut!

Jenis-Jenis Varian Virus Corona

1. Varian Alfa

Varian ini pertama kali ditemukan di Inggris, pada September 2020. Virus ini lebih berbahaya dari varian sebelumnya karena memiliki kemampuan yang lebih untuk menembus sistem kekebalan tubuh manusia. Selain itu, virus ini juga memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi 43%-90%.

Untuk gejala infeksinya, varian alfa menimbulkan gejala yang lebih berat, dan risiko rawat inap yang lebih tinggi. Meski demikian, gejala bagi orang yang sudah menerima vaksin tidaklah berat.

2. Varian Beta

Tipe varian ini muncul pertama kali di Afrika Selatan, pada Mei 2020. Varian ini lebih berbahaya dari varian sebelumnya karena lebih kebal dari terhadap beberapa jenis obat yang biasanya diberikan kepada pasien Covid-19. Tingkat penularan dari varian ini pun lebih tinggi dari varian sebelumnya.

Gejala infeksi yang ditunjukkan varian ini sangat mirip dengan varian sebelumnya. Untuk orang yang sudah divaksin, virus ini memiliki gejala yang lebih ringan.

3. Varian Gamma

Varian ini pertama kali ditemukan di Brazil dan Jepang pada November 2020. Mutasi pada virus ini memberikan kekebalan pada virus terhadap pengobatan Covid-19. Untuk tingkat penularan dan efektivitas vaksin dalam menghadapi virus masih dalam proses penelitian lebih lanjut.

4. Varian Delta

Dengan tingkat penularan yang sangat tinggi, varian Delta menjadi varian virus Corona yang paling mudah menular dan menyebar. Varian ini pertama kali ditemukan di India pada Oktober 2020. Sejak pertama ditemukan hingga Juni 2021, varian ini telah menyebar ke 74 negara.

Selain mudah menular, varian ini juga diperburuk dengan peningkatan risiko rawat inap bagi orang yang terinfeksi. Penelitian lebih lanjut mengungkap bahwa varian ini banyak meninfeksi orang dewasa muda. Orang dengan umur dibawah 50 memiliki risiko tertular tiga kali lebih tinggi.

Penyebab tingginya tingkat penularan virus ini masih belum diketahui pasti. Tapi alasan yang diperkirakan benar adalah varian ini memiliki kemampuan replikasi yang lebih baik dan cepat dari varian sebelumnya, atau varian ini lebih kuat sehingga bisa dengan mudah masuk ke dalam tubuh dan melawan sistem kekebalan tubuh manusia.

Kabar baiknya, vaksin Covid, terutama Astrazenneca dan Pfizer dinilai mampu melawan virus ini dengan baik, hingga bisa memberikn perlindungan sebesar 60%-79%.

5. Varian Lambda

Jenis varian ini pertama ditemukan di Peru, pada Desember 2020. Varian ini masih dalam penelitian lebih lanjut, sehingga belum diketahui pasti tingkat penularan dan tingkat keparahan gejala yang ditimbulkannya.

Meski demikian, varian ini diperkirakan memilik tingkat penularan yang tidak beda jauh dengan virus Corona awal. Selain itu, vaksin Covid-19 juga masih ampuh melawan virus varian ini.

6. Varian Kappa

Varian Kappa pertama muncul di India pada Oktober 2020. Sama seperti varian lambda, varian kappa masih dalam penelitian lebih lanjut, sehingga belum diketahui pasti tingkat penularan dan tingkat keparahan gejalanya. Akan tetapi, dari beberapa penelitian yang telah dilakukan hingga saat ini belum menemukan adanya tanda-tanda bahwa varian ini memiliki tingkat penularan dan keparahan yang lebih tinggi dari varian awal.

Baca Juga: Pertimbangkan Ini Sebelum Memakai Alat Swab Antigen Mandiri!

Kesimpulan

Virus Corona masih terus bermutasi, sebagai bentuk adapatasinya dalam menghadapi kondisi lingkungan yang berubah. Dengan adanya mutasi, kita harus tetap waspada, karena bisa saja ada perubahan yang tidak kita duga sebelumnya, seperti tingkat penularan, tingkat keparahan gejala, hingga efektivitas vaksin Covid-19.

Selama masih bermutasi, berarti perjuangan kita menghadapi pandemi Covid-19 masih belum selesai. Untuk memperlambat penyebaran Covid-19 ada beberapa hal yang bisa kita lakukan. Salah satunya adalah dengan melakukan tes untuk mendeteksi apakah ada virus Corona di dalam tubuh kita, terutama jika kita akan bertemu orang banyak dan setelah bertemu orang banyak. Hal ini bertujuan supaya kita bisa mengetahui lebih cepat jika kita positif Covid-19 dan segera melakukan tindakan yang diperlukan.

Jika Anda mencari alat kesehatan untuk tes Covid-19 seperti mesin PCR, alat rapid test antigen maupun antibody, SkrinMe punya solusinya.

SkrinMe merupakan distributor alat kesehatan yang menjual dan menyediakan KSO alat kesehatan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan ataupun perorangan. Produk resmi berkualitas tinggi yang memiliki izin dari Kementerian Kesehatan RI adalah standar alat kesehatan yang dijual SkrinMe. SkrinMe memberikan pelayanan purna jual yang lengkap dan memuaskan.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi halaman produk kami atau hubungi kami di sini!