Tes urin atau urinalisis adalah serangkaian pemeriksaan terhadap aspek visual, kimia, hingga mikroskopis dari sampel urin seseorang. Umumnya, tes ini dilakukan untuk memantau kondisi kesehatan seseorang, terutama kondisi terkait organ yang berhubungan dengan ginjal saluran kemih.

Selain itu, urinalisis juga bisa menjadi salah satu metode skrining untuk mendiagnosis berbagai penyakit sistemik, hingga mendeteksi kehamilan. Adapun zat-zat yang diperiksa dalam urin yaitu sel darah, glukosa, protein, kristal, bakteri, keton, hingga bilirubin.

Fungsi Melakukan Tes Urin (Urinalisis)

Sebagaimana ulasan singkat di atas, salah satu fungsi urinalisis adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi kondisi kesehatan tubuh seseorang. Adapun berbagai kondisi kesehatan yang bisa diketahui melalui urinalisis adalah sebagai berikut.

● Kehamilan

Fungsi pemeriksaan urin yang pertama adalah untuk menentukan atau mendeteksi kehamilan. Hal ini karena urinalisis mampu mendeteksi kandungan human chorionic gonadotropin (hCG), sejenis hormon yang diproduksi oleh plasenta saat hamil.

● Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Penyebab terjadinya Infeksi Saluran Kemih atau ISK adalah infeksi akibat mikroorganisme di dalam urin. Selain gejala seperti nyeri saat buang air kecil, penyakit ini juga bisa dideteksi dari urin yang terkadang mengandung darah atau nanah.

● Penyakit Ginjal

Penyakit ginjal adalah suatu kelainan pada organ ginjal yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik itu infeksi, penyakit metabolis, kelainan bawaan, humor, dan lain-lain. Salah satu gejala gangguan ginjal secara fisik yang bisa dideteksi adalah urin yang berwarna gelap seperti coklat, kuning atau oranye tua, dan kemerahan.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai gejala gangguan ginjal, simak artikel berikut “Awas, Inilah Gejala Gangguan Ginjal yang Wajib Diwaspadai!“.

● Diabetes Melitus

Urinalisis juga bisa menjadi langkah mendeteksi diabetes melitus (kencing manis). Hal ini karena urin pengidap diabetes melitus berwarna lebih transparan dan memiliki aroma manis akibat kadar gula dan keton yang tinggi.

● Hepatitis B

Meskipun seringkali tidak menimbulkan gejala, namun penyakit kelainan pada hati seperti hepatitis B dapat dideteksi melalui urin. Salah satu gejala fisik yang dapat diamati yaitu warna urin yang lebih gelap dari biasanya.

● Penyakit Menular Seksual (PMS)

Ada banyak jenis Penyakit Menular Seksual (PMS) yang dapat diketahui melalui pemeriksaan urin, misalnya gonore, klamidia, atau trikomoniasis. Umumnya, urinalisis untuk tes PMS juga dilakukan berbarengan dengan pemeriksaan cairan vagina atau pemeriksaan jaringan penis.

● Hipertensi

Meski terlihat tidak saling berhubungan, namun ternyata tes urin dapat membantu mengidentifikasi kasus tekanan darah tinggi atau hipertensi. Ini karena uji kandungan katekolamin dalam urin dapat membantu mendeteksi kelebihan produksi hormon tertentu seperti metanephrine dan normetanephrine.

● Kanker

Dibanding tes lainnya, urinalisis adalah salah satu alternatif metode skrining untuk kanker yang paling murah dan umum dilakukan. Adapun jenis kanker yang bisa diidentifikasi melalui urinalisis yaitu kanker pada ginjal, ureter, atau kandung kemih.

Jenis-jenis Tes Urinalisis

Berdasarkan cara pengujiannya, urinalisis dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Selama tes urin berlangsung, maka sampel urin seseorang akan diperiksa melalui beberapa metode sebagai berikut:

● Uji Visual

Sesuai namanya, tes visual dilakukan dengan cara mengamati tampilan fisik cairan urin secara langsung. Hal-hal yang perlu diperiksa yaitu meliputi tingkat kejernihan, warna, hingga bau yang timbul. Apabila warnanya keruh, gelap, berbusa, dan berbau tidak sedap, hal tersebut mengindikasikan adanya gejala penyakit.

● Uji Dipstick

Dipstick adalah sebuah alat berupa stik plastik tipis yang dimasukkan ke dalam sampel urin untuk memeriksa parameter tertentu. Umumnya, warna stik akan berubah jika terdapat kandungan berlebih dari suatu zat.

● Uji Konsentrasi atau Kekentalan

Jenis urinalisis selanjutnya adalah uji konsentrasi atau kekentalan urin yang berfungsi melihat tingkat kepekatannya. Semakin pekat dan kental cairan urin, artinya kandungan cairannya semakin sedikit.

● Uji pH

Uji pH urin dapat menunjukkan tingkat keasaman atau basa yang tidak normal sebagai gejala dari beberapa penyakit. Contohnya yaitu penyakit ginjal atau masalah lainnya pada saluran kencing.

● Uji Mikroskopis

Selanjutnya, ada uji mikroskopis yang dilakukan dengan bantuan mikroskop, dan dilakukan apabila uji visual dan dipstick menunjukkan hasil yang tidak biasa. Adapun metodenya dilakukan dengan cara menganalisis kandungan senyawa dalam sedimen urin, seperti leukosit, eritrosit, bakteri, kristal batu ginjal, atau epitel pertanda tumor.

● Uji Hormon Katekolamin

Kemudian, ada pula pemeriksaan secara spesifik yang mengukur kandungan beberapa hormon jenis katekolamin dalam urin, seperti epinephrine, norepinephrine, metanephrine, hingga dopamine. Salah satu fungsinya adalah untuk melihat gejala tumor serta penyakit neuroblastoma.

Persiapan Sebelum Melakukan Prosedur Tes Urinalisis

Untuk prosedur urinalisis biasa, umumnya pasien akan diperbolehkan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman sebelum melakukan tes urin. Namun untuk pengujian khusus seperti tes hormon katekolamin, umumnya dokter akan menyarankan pasien untuk tidak mengonsumsi jenis makanan tertentu agar pembacaan hasil urinnya tidak terganggu.

Selain itu, pasian juga akan disarankan berpuasa dalam jangka waktu tertentu apabila urinalisis dilakukan bersamaan dengan pengujian lainnya. Saat mempersiapkan diri untuk periksa urin, pasien juga perlu mengkonsultasikan obat, vitamin, atau suplemen yang sedang dikonsumsi agar tidak mempengaruhi hasil tes.

Prosedur Pemeriksaan Tes Urin

Setelah tahap persiapan dilakukan, saatnya memulai prosedur urinalisis sesuai instruksi dokter. Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Bersihkan Area Lubang Kencing

Pertama-tama, pasien perlu membersihkan area sekitar lubang kencing terlebih dahulu. Proses pembersihan bisa menggunakan tisu khusus yang steril, yang sudah disediakan oleh petugas medis.

2. Tampung Cairan Urin

Selanjutnya, tampung cairan urin yang keluar mulai dari aliran tengah hingga akhir. Sebaiknya, jangan langsung menampung aliran urin awal saat baru memulai buang air kecil. Biarkan urin di aliran awal terbuang dulu, kemudian tampung sisa alirannya.

3. Berikan Pada Petugas

Umumnya, minimal volume urin yang ideal untuk tes urin adalah 30-59 ml. Setelah sampelnya cukup, Anda dapat langsung menyerahkan sampel kepada petugas medis atau petugas lab, dengan catatan jangan sentuh bagian dalam wadahnya untuk mencegah kontaminasi bakteri.

4. Gunakan Kateter Jika Perlu

Pada kondisi atau kasus tertentu, dokter bisa saja merekomendasikan pasien untuk menggunakan kateter atau selang kencing. Namun jika masih mampu mengeluarkan dan menampung urin sendiri, maka pemasangan kateter tidak diperlukan.

Umumnya, urinalisis adalah jenis pemeriksaan yang aman sehingga tidak menyebabkan komplikasi. Namun bagi pasien yang harus melakukan pemasangan kateter, maka bisa saja muncul efek samping seperti

  • Nyeri
  • Pendarahan
  • Infeksi kandung kemih.

Meski demikian, kasus-kasus tersebut jaranglah terjadi.

Cara Membaca Hasil Pemeriksaan Tes Urin

Sebenarnya, hasil pemeriksaan urin tidak bisa diinterpretasikan sendiri. Dibutuhkan anamnesis (tanya jawab tentang riwayat penyakit) dan pemeriksaan fisik bersama dokter untuk dapat membaca hasil urinalisis secara akurat.

Kecuali untuk penggunaan alat tes kehamilan yang berbasis pengujian urin sederhana, pemeriksa bisa membaca sendiri hasil ujinya dengan mudah. Namun umumnya, pembacaan hasil urinalisis dilakukan dengan menganalisis parameter seperti:

  • Warna
  • Kejernihan
  • Berat jenis
  • pH
  • Protein albumin
  • Glukosa
  • Bilirubin
  • Leukosit
  • Darah
  • Nitrit
  • Sedimen

Jika kandungan dari suatu parameter melampaui batas normal, hal tersebut dapat menjadi indikasi terhadap penyakit tertentu. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, diperlukan pula alat tes yang berkualitas dan memiliki izin edar resmi dari Kementerian Kesehatan.

Untuk informasi cara cek izin edar alat kesehatan, simak artikel berikut ini “Cara Cek Izin Edar Alat Kesehatan Secara Online“.

SkrinMe adalah distributor berizin resmi yang menyediakan berbagai alat kesehatan berkualitas, termasuk alat urine analyzer dan berbagai alat in vitro diagnostic lainnya.

Untuk berkonsultasi dan mengetahui informasi lebih lanjut, Anda bisa mengakses kontak SkrinMe!