Tes ureum adalah tes laboratorium yang digunakan untuk mengukur jumlah ureum dalam darah. Ureum adalah produk sampingan dari metabolisme protein yang dihasilkan oleh hati dan dikeluarkan dari tubuh melalui urin.

Dalam dunia kedokteran, pengujian ureum merupakan bagian penting dari pemeriksaan kesehatan rutin. Tes ini membantu dokter dalam memantau kondisi hati, ginjal, dan sistem metabolisme secara keseluruhan. Tes ini membantu dokter dalam mengidentifikasi adanya masalah kesehatan ginjal atau hati.

Apa Itu Ureum?

Urea adalah senyawa kimia yang terdapat dalam urine dan berfungsi sebagai penguraian amonium dalam metabolisme protein. Urea dibentuk dalam hati dan diubah menjadi garam melalui reaksi dengan asam urat.

Proses pembentukan ureum terjadi sebagai bagian dari siklus urea, juga dikenal sebagai siklus ammonium. Siklus urea adalah suatu proses yang terjadi dalam hati dan merupakan mekanisme penting untuk mengelola dan membuang ammonia.

Amonia adalah hasil sampingan dari pemecahan protein. Proses pembentukan ureum terdiri dari tiga tahap utama:

  1. Sintesis Asam Amidourea: Pertama, amonia yang terdapat dalam darah berkombinasi dengan asam karbamat menjadi asam amidourea.
  2. Isomeriasi Asam Amidourea: Kemudian, asam amidourea mengalami isomerisasi menjadi asam urat.
  3. Konversi Asam Urat jadi Urea: Terakhir, asam urat bereaksi dengan asam urat lainnya menjadi urea dan air. Urea kemudian diteruskan ke ginjal untuk dikeluarkan melalui urine.

Dengan demikian, urea dibentuk melalui siklus urea yang membantu mengelola dan membuang amonia dalam tubuh, yang merupakan hasil sampingan dari metabolisme protein.

Proses ini memainkan peran penting dalam mempertahankan keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh, serta membantu menjaga kesehatan hati dan ginjal.

Fungsi Tes Ureum

Pengujian kadar ureum di dalam darah memiliki beberapa fungsi di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Mengukur Fungsi Ginjal

Seperti yang sudah dijelaskan, ureum merupakan produk samping dari metabolisme protein yang harus dikeluarkan oleh ginjal. Ketika ginjal tidak bekerja dengan baik, tingkat ureum dalam darah akan meningkat. Oleh sebabnya, pasien yang dicurigai memiliki gangguan ginjal biasanya diminta untuk melakukan tes ini.

Untuk mengetahui gejala gangguan ginjal sejak dini, kunjungi artikel berikut ini “Awas, Inilah Gejala Gangguan Ginjal yang Wajib Diwaspadai!“.

2. Mendiagnosa Penyakit Ginjal

Tes ureum dapat membantu dalam menentukan apakah ada masalah dengan ginjal dan membantu dokter pada saat menentukan seberapa parah tingkat kerusakan ginjal.

Beberapa penyakit ginjal yang dapat diketahui dari hasil pemeriksaan ureum seperti gagal ginjal akut, gagal ginjal kronik, penyakit glomerulus dan obstruksi saluran kemih.

Namun, untuk diagnosis yang lebih pasti dan tepat, pemeriksaan ureum harus dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan lain seperti ultrasound, CT scan, atau biopsi ginjal.

3. Mengukur Kemampuan Tubuh Mengatasi Beban Protein

Jika tubuh tidak dapat mengatasi beban protein dengan baik, maka hasil pmeriksaan tingkat ureum dalam darah akan meningkat. Hasil tersebut bisa saja menjadi tanda dari penyakit ginjal atau kondisi lain yang mengganggu fungsi ginjal.

4. Mengukur Efek dari Obat-obatan

Beberapa obat-obatan dapat mempengaruhi fungsi ginjal dan meningkatkan tingkat ureum dalam darah. Pengujian ureum ini dapat membantu dalam memantau efek obat-obatan tersebut pada ginjal.

5. Mengukur Efek dari Terapi Hemodialisa

Tes ini juga dapat digunakan untuk memantau efek dari terapi hemodialisa atau cuci darah pada penderita gangguan ginjal dan untuk memastikan bahwa terapi cuci darah berjalan dengan baik.

Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai terapi hemodialisa atau cuci darah, cek artikel berikut “Mengenal Hemodialisa, Definisi, Prosedur hingga Efek Samping“.

Perlu menjadi catatan, hasil tes ureum harus dianalisis oleh dokter. Hasil pemeriksaan ini akan dibandingkan bersama dengan hasil tes lain, seperti tes kreatinin dan analisis urin. Dengan demikian, dokter dapat memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang kondisi kesehatan ginjal dan tubuh.

Prosedur Tes Ureum dalam Tubuh

Prosedur pengujian kadar urea dalam darah biasanya melibatkan beberapa tahapan berikut:

1. Pengumpulan Darah

Darah pasien diambil dari pembuluh darah. Biasanya, darah diambil dari pembuluh darah vena yang terdapat di lengan bagian atas.

2. Preprasi Sampel

Darah yang diambil harus diambil ke dalam tabung yang mengandung zat antikoagulan seperti heparin untuk mencegah pembekuan darah.

3. Analisis Kimia

Sampel darah kemudian diteruskan ke laboratorium untuk analisis kimia. Kadar urea dalam darah diukur dengan menggunakan metode kromatografi, spektrometri, atau enzimatik.

4. Interpretasi Hasil Tes Ureum

Setelah analisis kimia selesai, hasil dicatat dan diterjemahkan. Kadar urea normal dalam darah biasanya berkisar antara 7-20 mg/dL. Tingkat yang lebih tinggi dapat menunjukkan adanya masalah ginjal atau masalah lain yang menyebabkan produksi urea yang berlebihan.

Prosedur tersebut merupakan prosedur umum yang bisa saja bervariasi antar laboratorium, tergantung dari peralatan yang dimiliki oleh tiap fasilitas kesehatan. Penting bagi pasien untuk memahami hasil tes mereka dan membicarakannya dengan dokter agar memahami tindakan yang diperlukan.

Cara Membaca Hasil Tes Ureum

Nilai normal dari hasil tes kadar ureum pada orang dewasa biasanya berkisar antara 7,0-20,0 mg/dL. Namun, rentang nilai normal dapat berbeda tergantung pada laboratorium yang digunakan.

Untuk memahami hasil tes ureum, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Nilai Ureum

Nilai ureum yang tinggi di atas 7-20 mg/dL bisa menunjukkan adanya masalah dengan ginjal atau masalah kesehatan lain. Sedangkan untuk nilai ureum yang lebih rendah dari nilai normal, maka bisa menjadi petunjuk adanya masalah dengan pembuangan protein.

2. Kondisi Medis

Kondisi medis seperti gagal ginjal, dehidrasi, dan penyakit hati dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan kadar ureum. Contohnya pada penyakit gagal ginjal, di mana ginjal tidak dapat bekerja dengan baik untuk mengatasi lingkungan metabolik dalam darah, seperti ureum.

Dehidrasi juga dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan kadar ureum karena mengurangi jumlah cairan dalam tubuh. Ini dapat meningkatkan konsentrasi ureum dalam darah dan mempengaruhi hasil pemeriksaan.

Selain itu, penyakit yang juga mempengaruhi hasil pemeriksaan tes ureum adalah penyakit liver. Bila hati tidak berfungsi dengan baik, konsentrasi ureum dalam darah dapat meningkat dan mempengaruhi hasil pemeriksaan.

3. Obat-obatan

Obat-obatan dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan ureum karena mereka dapat mempengaruhi proses metabolisme dan ekskresi dari ureum.

Diuretik, misalnya, dapat meningkatkan jumlah cairan yang dikeluarkan dari tubuh melalui urin, sehingga mengurangi konsentrasi ureum dalam darah. Aspirin dan obat-obatan lain yang mengurangi produksi cairan dalam tubuh juga dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan ureum dengan cara yang sama.

Obat-obatan lain, seperti obat-obatan yang mengurangi produksi protein, dapat mempengaruhi hasil tes ureum dengan mengurangi jumlah ureum yang terbentuk dan mengurangi jumlah ureum yang dikeluarkan dari tubuh.

Dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa penting untuk memberikan informasi kepada dokter atau ahli di laboratorium mengenai semua obat-obatan yang sedang dikonsumsi sebelum melakukan tes ini.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai berbagai pemeriksaan untuk mengetahui kinerja ginjal, cek artikel berikut “Jenis-jenis Pemeriksaan Fungsi Ginjal dan Cara Baca Hasilnya“.

Pastikan Anda Menjalani Tes Ureum dengan Alat Berkualitas

Mengingat pentingnya pemeriksaan ini, maka rumah sakit, laboratorium, atau fasilitas kesehatan, bertugas untuk memastikan bahwa semua pasien dapat menerima layanan pemeriksaan terbaik dan hasil tes yang akurat. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan menyediakan alat-alat tes lab yang lengkap.

Investasi pada peralatan yang berkualitas akan memastikan bahwa pasien menerima layanan pemeriksaan yang terbaik dan hasil yang akurat. Jangan ragu untuk memastikan bahwa alat-alat tes lab, terutama pada tes ureum, yang digunakan adalah yang terbaru dan memenuhi standar kualitas yang tinggi.

SkrinMe adalah penjual alat kesehatan yang melayani pembelian berbagai alat tes seperti hematology analyzer, alat pemeriksaan kimia darah, urine analyzer, dan lain sebagainya. Kami juga melayani skema Kerja Sama Operasi (KSO) bagi rumah sakit, laboratorium atau instansi lainnya.

Hubungi tim SkrinMe sekarang juga untuk konsultasikan kebutuhan alat kesehatan Anda.